Sejarah Dan Perjalanan Hidupnya

Kongregasi Suster St. Yosef ( KSSY ) berawal di Negeri Belanda pada tahun 1840. Lahir karena  karena sebuah keprihatinan dimana pada waktu itu banyak orang miskin, jompo dan menderita tidak diperhatikan pemerintah maka digagas oleh Mgr.Hendrikus Blom sekelompok sukarelawan merelakan diri merawat orang-orang menderita itu yaitu: Tuan Antonius Hunks, Nona Elisabeth Frits dan Nona Maria Greshof. Cara hidup mereka mirip dengan cara hidup orang membiara yang disebut dengan “klopyes” melayani tergerak oleh belaskasih dan cinta kepada Allah. Pada tanggal 7 November 1878, Tahta Suci secara resmi mengakui perkumpulan mereka menjadi sebuah Lembaga Hidup Bakti dengan nama Kongregasi Suster Santu Yosef. Mgr. Henrikus Blom adalah pendiri dan Elisabeth Frits dan Maria Greshof adalah perintis.  

 

Melebarkan Sayap dan Mekar di Indonesia

Adanya permintaan Vikariat Apostolik Padang tahun 1930 untuk membantu melayani anak-anak India di Medan, ditanggapi oleh Pemimpin KSSY Belanda dengan mengutus enam orang suster yaitu: Sr. Anselma Geerts, Sr. Alexia Beemer, Sr. Modesta Giesbers, Sr. Anisetha Okkersen, Sr. Valeria Wiemen dan Sr. Odulfa Goedhart. Dengan menumpang kapal laut “SS Koningin der Nederlanden” mereka berangkat pada tanggal 8 Januari 1931 dan tiba pada tanggal 28 Januari 1931 di Belawan. Sejak hari itu berdirilah tonggak sejarah KSSY di Indonesia. 

Novisiat, Rumah Pendidikan didirikan 

Sekian lama berkarya akhirnya dipikirkan juga bagaimana kelanjutan kongregasi sehubungan juga sudah ada yang datang untuk bergabung. Hal itu dibicarakan dengan Pemimpin di Belanda dan setelah berdiskusi maka diajukan permohonan ke Vatikan. Tanpa menunggu lama, pada tanggal 17 Februari 1950,  melalui Sacra Congregatio de Propaganda Fidei, yang membawahi daerah-daerah misi, mengeluarkan keputusan untuk  mengizinkan berdirinya Novisiat Kongregasi Suster Santu Yosef di Indonesia, tepatnya di Medan. Maka mulailah babak baru perkembangan kongregasi di Indonesia. Lima orang gadis menjadi calon suster pertama pribumi diterima menjadi Postulan pada tanggal 1 Agustus 1950. Kelima postulan itu menjalani pendidikannya di potulat dan novisiat dan tanggal 4 Agustus 1952 empat dari lima novis mengikrarkan kaul perdana yaitu: Sr. Bernadeth Saragih, Sr. Yosephina Batubara, Sr. Marietta Purba dan Sr. Bonaventura Lourdes. Keempat suster itu memasuki masa yuniorat dan setia menghidupi kaul-kaul mereka hingga titik akhir perjalanan hidup mereka di KSSY. 

 

Status Kepemimpinan di KSSY hingga tahun 1997. 

Sejak hadirnya di Indonesia dan seiring perkembangan yang terus terjadi serta menyesuaikan dengan kebutuhan status kepemimpinan di Indonesia beberapa kali mengalami perubahan. Pada awal hingga tahun 1971 kepemimpinan bersifat Misioverste, dimana segala keputusan ditentukan dari pusat di Belanda. Dari tahun 1971 – 1988, status kepemimpinan sebagai Regio, kepemimpinan diberi kewenangan lebih, walaupun masih sangat terbatas. Tahun 1988 – 1997 Status Kongregasi berubah menjadi Provinsi. Kongregasi tidak bergantung penuh kepada para suster di Belanda meski tetap berada di bawah kepempimpinan umum Kongregasi di Belanda. 

Menjadi Otonom tahun 1997 hingga sekarang

Kongregasi di Indonesia semakin berkembang sementara di Belanda semakin berkurang anggotanya dan semakin menua. Maka dirasa kongregasi tidak bisa lagi bergantung pada kepemimpinan di Belanda. Mempertimbangkan hal itu, dipikirkan agar kongregasi di Indonesia untuk mandiri sepenuhnya. Gagasan ini menunjukkan pula Kongregasi dianggap telah matang dan dewasa, sehingga siap mandiri. Setelah melewati proses panjang dan pertimbangan matang pada tanggal 19 Maret 1997 kongregasi resmi berdiri secara otonom dan namanya Kongregasi Suster Santu Yosef Medan (KSSY Medan), karena kemandirian tersebut ditempatkan dalam pangkuan Keuskupan Agung Medan, sebagai kongregasi keuskupan. Karenanya Uskup Medan menjadi “bapak” bagi kongregasi. 

Sejak menjadi otonom karya pelayanan KSSY Medan semakin meluas baik di Keuskupan Agung Medan pun ke keuskupan lain. Kini KSSY Medan berkarya di 8 keuskupan di Indonesia yaitu: KAM, Padang, KAJ, Surabaya, Ruteng, Palangkaraya, KAME (Merauke) dan Tanjung Selor-Kaltara.

 

Pada tanggal 19 Maret 2022 KSSY Medan merayakan Pesta Perak (25 thn) Otonom di KAM. Mensyukuri perjalanannya selama 91 thn di Indonesia (28 Jan 1931- 28 Jan 2022) dan 25 thn sebagai Kongregasi Otonom, KSSY melaksanakan pendalaman di rumah retret PPS Cinta Alam yang secara khusus memilih thema Religius KSSY Dipanggil Menjadi Perempuan Yang Matang Untuk Menjadi Kantong Kulit Baru Dengan Merawat Bumi Sebagai Rumah Kita Bersama.  Para suster melakukan studi, percakapan, refleksi, berdoa dan diskusi bersama atasnya. Hal itu membawa kesadaran bahwa semua terkoneksikan satu dengan yang lainnya, maka semua bertanggungjawab atas semua. Sebagai seorang KSSY yang memiliki spiritualitas Kesecitraan, sadar bahwa bumi dan ciptaan lainnya adalah Citra Allah yang mesti saling peduli. Atas kesadaran itu pula para suster KSSY dengan keteladanan St. Yosef utamanya dengan teladan keberanian yang kreatif memberanikan diri untuk menanggapi seruan untuk merawat “Bumi Sebagai Rumah Kita Bersama”. Maka ke depan dapat dikatakan bahwa seorang KSSY wajib bertanggungjawab merawat bumi dan itu adalah perwujudan dari Spiritualitas Kesecitraan itu sendiri. 

 

SPIRITUALITAS, VISI DAN MISI   KONGREGASI

Spiritualitas KSSY bersumber dari Injil Suci. Para pendiri dan perintis terinspirasi dari Kej 1:26 untuk mewartakan dan membagikan kebaikan dan belas kasih Allah kepada sesama manusia terutama mereka yang menderita. Maka Spiritualitas KSSY Medan adalah Kesecitraan yakni bahwa kita adalah gambar dan rupa Allah (Imago Dei) bdk Kej 1:26   yang diciptakan menurut citra Allah dan dikenakan kekuatan yang serupa dengan Allah (Sir 17: 3), bernilai sama dan dipanggil untuk mengembangkan ciptaan itu sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam dirinya. Sedangkan Visi KSSY Medan adalah terwujudnya penghargaan yang dalam terhadap setiap manusia secara terus-menerus dalam keadaan apapun sebagai citra Allah. Visi itu diwujudkan dengan pelayanan (missi) dengan melayani orang sakit, lansia, yang menderita, berkebutuhan khusus, pembinaan kaum muda serta pelayanan pastoral.

 

KARYA DI KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

KSSY Medan berkarya mengelola Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan karya Pastoral. Di bidang Pendidikan mengelola sekolah tingkat TK – SMA, di bidang Kesehatan mengelola klinik, perawatan adiksi narkoba, di bidang sosial mengasuh dan mendampingi anak-anak panti tunanetra dan tunarungu dan sekolah SLB. Tentu sebagai kongregasi diosesan KSSY terlibat dalam karya pelayanan pastoral berkoordinasi dengan paroki-paroki dimana komunitas KSSY Medan berdomisili.

 

KEPEMIMPINAN 

Pada Kapitel Umum VI pada 23-28 Nopember 2020 memilih Pemimpin Umum dan Dewan Penasihatnya untuk periode 2020-2024 yaitu: 

Pemimpin Umum : Sr.   Yosephine Situmorang  

Dewan Penasihat :